Masalahmu, Sahabat Terbaikmu
Tersenyumlah, Walau Berat Masalahmu
So, hari rabu kemarin, tepatnya pada 27 Februari 2016 kemarin ada pameran buku di Ponorogo. Dimana di sana ada segudang buku yang kalau boleh ingin kubawa pulang semuanya (mungkin kamarku bakal alih fungsi jadi perpus jadi-jadian kalau benar kesampaian), namun karena tidak mungkin tentu saja hanya bisa membawa pulang beberapa. Salah satunya adalah buku yang bakal ku ulas ini.
First of all, ini bukan promosi karena satu-satunya hal yang membuat saya terkait dengan buku ini adalah saya sebagai pemilik sah buku ini secara hukum jual-beli barang. Second of all, ini tidak dimaksudkan sebagai resensi melainkan sekedar ulasan blog (jadi, jangan harapkan sesuatu yang baku dan syarat akan EYD yang baik dan benar yah... hohoho). Third of all, saya tidak akan tebar spoiler tentang buku ini. Seperti yang sudah kalian lihat di gambar, buku ini merupakan buku non-fiksi berjudul : Masalahmu, Sahabat Terbaikmu karya Mukhamad Yusuf. So, kalau kalian penasaran isinya ya beli aja bukunya :D
Buku ini sebenarnya cocok buat kalian yang suka ngegalau dan baper ga jelas (Author juga kadang suka baper ga jelas uwu), bisa mengembalikan sisi rasional kalian kembali ke realita dan kembali menapakkan kaki dengan penuh keyakinan. You knowlah, orang yang suka nge-galau, baper, dan semacamnya itu ujung-ujungnya punya pikiran negatif. Jadi pikiran itu serasa ditutupin mendung hitam pekat yang isinya kalo bukan PCr ya PAsKrC3. Kamu tahu apa itu? Itu adalah rumus kimia untuk "Pacar" dan "Putus Asa Karena Cerita Cita dan Cinta" (ini rumus boongan, jangan anggap ini serius._.)
Yah, sebagai manusia yang notabene sedang diuji untuk menjadi lebih baik, tentu di dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menemui masalah dari yang paling kecil sampai ke yang paling besar, dari yang cuman gara-gara perkara sepele sampai dari perkara rumit yang membuat kita merasa seperti di ambang hidup dan mati. Ya... sebagai manusia juga wajar aja sih kalau kita sempat panik, yang penting jangan kelewat panik sampai-sampai mutusin bunuh diri aja. Plis, nyawa lu jauh lebih berharga dari itu. Mana kalau ilang gak bisa balik lagi. Sayang bener kan kalau musti mati sia-sia.
Jadi masalah itu cuman kek ulangan harian gitu, buat nguji seberapa pinter kita ngendaliin diri, seberapa kuat niat kita buat berubah, dsb. Dimana seperti ulangan harian juga, kadang kalau nilainya jelek kita masih dikasih kesempatan walau soalnya beda, kadang gak ada kesempatan buat remidi tapi gantinya melakukan perbaikan dengan melakukan tugas, kadang lagi walau nilai kita hampir lulus kkm kita masih dimaafkan dan tidak suruh remidi, ya macem-macem lah. Sama, masalah itu juga kek gitu. Cuman seperti lumrahnya murid yang bisa ketakutan hanya dengan mendengar kata 'ulangan harian', kita dalam menghadapi masalah juga suka merinding duluan gitu seolah menemui akhir dunia. Padahal kan hey, itu untuk kebaikanmu juga. Kalau kamu lari dari masalah, ada gitu masalah jadi selesai? Karena bagaimanapun juga 'masalah' yang Allah berikan pada kita itu bakal terus di-upgrade, kalau kita gak berusaha menyelesaikan masalah-masalah itu mana bisa kita menyelesaikan masalah yang ada di hidup kita. Seperti halnya anti-virus kalau outdated mana bisa ngebasmi virus yang makin canggih, ya kan? Tambahan, kalau kamu terus-menerus melakukan hal itu, kamu akan semakin tertinggal dan endingnya malah memperburuk hidup.
So, yang perlu kita ubah disini adalah mindset kita bahwa masalah itu sesuatu yang harus dihindari, don't! Masalah itu adalah musuh yang harus dibasmi, kalau dibasmi artinya diselesaikan fine-fine aja sih. Atau mungkin masalah adalah perkara yang memperburuk hidup, pernyataan ini sangat salah. Kenapa? Karena lewat masalah itu kita jadi punya pengalaman sehingga kita bisa mengupgrade diri kita sendiri, menjadi lebih dewasa, dan siapa tahu karena saking berpengalamannya jadi gudang solusi, ya kan? Begitu pula sebaliknya, masalah kalau dibiarkan berlarut-larut malah akan memperburuk hidup kita sendiri. (ah, endingnya pasti spoiler nih -,-)
Actually, buku ini isinya semacam motivasi atau tips-tips gitu. Iya emang, orang galau itu kalau dimotivasi malah makin menggalau ria, soalnya maunya dikasih solusi yang simple. Tapi meski begitu, buku ini isinya ga cuman buat memotivasi tapi juga mengajak mikir, "Iyakah masalahmu itu lebih besar dari dirimu? Kalau kamu menyerah sekarang, kapan coba kamu nyampe ke tujuan?" Iya bener, kamu suruh mikir solusi buat masalahmu sendiri. Ya secara kan itu masalah kamu, yang tahu dan yang bisa menyelesaikan ya kamu, orang lain cuman bisa membantu.
Intinya, jangan suka galau kalau ada masalah. Masalah itu ada untuk dihadapin, bukan dihindarin. Jangan kira orang sukses itu gak punya masalah. Justru sebaliknya, mereka sudah berpengalaman sampai-sampai kita orang awam melihatnya itu seperti mereka gak punya masalah, gak berjuang, dan sebaiknya. Like said, everything need process. Kalau kamu berhasil, kamu tinggal nikmatin hasil akhirnya. It's simple, tapi butuh usaha keras.
That's all what I wanted to say. Entah nyambung, entah enggak, moga bisa bermanfaat dengan suatu cara. Hehehe... Yang penting kalian positive thinking aja, jangan menggalau, jadikan masalah itu sebagai sahabat baik yang bisa menjadikanmu lebih baik tapi bukan berarti terus kalian mencari masalah gitu ya... apa deh kalau gitu mah.
Finally... that's all.. really!
Thanks for visiting my blog~!
Jangan lupa berkunjung lagi ya.. :D
Adios~!
0 komentar:
Post a Comment