Saturday, June 10, 2023
Monday, May 24, 2021
[Diary KOAS] Sedikit tentang Autophobia
source picture : google
Wonogiri, 24 Mei 2021 (ditulis sekitar pukul 5:44 WIB)
Hai, Assalamu'alaikum! Gimana kabar kalian? Sehat?
Semoga tetap sehat selalu dan dihindarkan dari segala hal yang tidak baik.
Hari ini adalah hari pertama aku koas di Wonogiri. Well, sebenarnya ini masih isolasi mandiri. Jadi pihak RSUD mengharuskan kami untuk tiba 2 minggu sebelum benar-benar masuk Koas.
Aku sudah datang dan menyiapkan diri sejak Hari Minggu, 23 Mei 2021. Nyari kos sendiri dan tinggal sendiri di kos. Entah aku ini terlampau mandiri atau gimana, haha. But, it's kinda sad though. I feel alone. Technically, I am indeed alone. Berharap ada teman satu kos walaupun bukan teman koas. Tapi disini pemilik kosnya baik dan suasana kosnya juga asri. Feeling a lil bit like home.
Ayah dan Ibu sempat bertanya, "Bukannya di Jogja dulu juga biasa sendirian? Sampai 4 tahun malahan." Mereka merasa aneh mungkin ya, anak gadisnya yang punya wajah stoic, kelewat berani dan mandiri kok mletrek, luntur kayak lumpur. But, dalam hatiku, I was like, "Biasa sendirian bukan berarti suka sendirian." Siapa yang nggak merasa kesepian kalau cuma sendirian, manusia kan makhluk sosial. Sebelum maghrib, ayah menelfon dan beliau sempat nyeletuk, "Kamu harus bisa jadi orang yang tegar gitu, Nduk. Kan pada akhirnya nanti kamu harus gitu kan memang? Belum nanti kalau kayak wiyata bakti di luar jawa, gimana?" Aku cuma diam lalu mengiyakan kata beliau.
Dulu pertama kali ngekos di Jogja juga sama sebenarnya, sempat sedih di hari pertama. Tapi waktu itu bisa nahan sampai Ibu bener-bener dah pulang. Jadi, nggak tahu aja mereka kalau aku pernah kayak gini. Haha. Tapi naasnya, kemarin aku mewek dong depan ibu, hahaha. Habis gimana, ga bisa ditahan sih. (Masih gengsi mau bilang nangis, tapi ya sudahlah).
Jadi, sepertinya aku ini punya Autophobia atau juga sering disebut Monophobia (selanjutnya ditulis sebagai auto/monophobia). Ini dugaan pribadi sih (jangan ditiru, haram hukumnya self-diagnosis, nanti jadi beneran loh. haha). Auto/monophobia ini adalah sebuah ketakutan terhadap kesendirian. Auto/mono yang berarti tunggal, dan phobia yang berarti ketakutan. Sama seperti fobia-fobia lain, ketakutan ini mungkin tampak seperti tidak beralasan bagi sebagian orang. Misalnya kalian yang suka menggambar lingkaran dan bulatan-bulatan kecil sampai menyerupai sarang tawon, mungkin kalian merasa itu lucu atau biasa saja, tapi orang dengan Trypophobia bisa menjerit, menangis, hingga pingsan kalau melihat itu. Kalian mungkin cuma geleng-geleng kepala, "apaan sih, cuma gambar doang!" Tapi faktanya.. iya emang beneran setakut itu, walaupun terkadang respon masing-masing orang beda. Ada yang masih bisa susah payah mengendalikan impulse mereka dan ada yang bisa autopanik (orang punya riwayat epilepsi bisa auto kejang ini mah).
Menurut artikel kesehatan yang ditulis di healthline (karena sementara saya kesusahan mencari jurnal medisnya), ada beberapa tanda dan gejala orang yang memiliki auto/monophobia, diantaranya :
- Memiliki kekhawatiran secara berlebihan terhadap kesendirian
- Merasa takut terhadap hal-hal yang mungkin terjadi saat sendirian
- Merasa seperti terpisah dengan badan saat sendirian (ini depersonalisasi bukan sih?)
- Mengalami keringat dingin, nyeri dada, pusing, jantung berdebar (dan pokoknya gejala panic attack) saat seseorang dihadapkan pada situasi seorang diri atau akan menjadi seorang diri.
- Merasakan ketakutan berlebih saat sendirian atau di situasi yang akan membuatnya sendirian
- Memiliki keinginan besar untuk pergi atau menghindari situasi sendiri
- Merasa cemas dan berusaha menghindari situasi yang membuatnya merasa kesepian
Funfact : sebetulnya auto/monophobia ini dimiliki hampir semua orang.
Terus gimana cara mengatasi? Untuk ini, aku belum tahu, terus terang saja. Tapi kalau aku, yang jelas aku hanya cukup tahu kalau aku tidak sendirian dan di sekitarku masih ada orang (meskipun orang itu nggak ngapa-ngapain). Kalau aku sendirian atau kesepian, aku punya kebiasaan buruk ngechat teman ataupun keluarga secara random (maaf ya yang kena randomisasi seorang aku, wkwk). Bilangnya sih gabut (haha, gengsi banget sih), padahal sebenarnya cuman nggak mau merasa sendirian. Baiknya, temen deketku (dulu waktu masih pendidikan preklinik) ini kadang begitu baca pesanku langsung keluar ngajak aku makan dong. Huhu.. you are my life's savior. Yang suka motivasi aku biar gendut tapi akunya yang nggak gendut-gendut. Dah cungkring, makannya lama, top lah. Oke, skip.
Tapi biasanya, fobia-ku ini mereda saat aku sudah memiliki aktivitas tertentu. Misalnya kalau di kampus (karena belum hari efektif koas sekarang), ya keluar masuk kampus, belajar, ketemu orang. Pulang ke kost cuma buat menjalankan rutinitas sehari-hari (palingan juga belajar, makan, tidur, nyuci), sambil berusaha menikmati suasana sekitar.
Apakah dengan begitu fobianya akan hilang? Enggak juga. Di kosku yang dulu kan aku satu-satunya anak kedokteran. Karena kesibukan kampus, aku jarang di kos, di kos itu kayak tinggal capeknya. Chance buat ketemu orang itu bener-bener sekejap. Terus, aku juga bukan tipikal orang yang bisa langsung SKSD gitu, daripada aku ganggu atau ngrepotin orang, mending aku lakuin hal yang bisa kulakuin itu sendiri. Nah, lucu kan tuh? Orang yang takut sendirian malah sering melakukan aktivitas sendirian. Terus, seringnya fakultasku itu mulai liburnya yang paling terakhir. Jadi pas semua orang di kos dah pada pulkam (read: pulang kampung) tuh, aku masih disana udah kayak penunggu kos, haha. Apalagi pernah itu suatu hari, keluarga pemilik kos ada suatu agenda yang mengharuskan mereka ke Cilacap. Jadi ya.. tinggal lah itu aku seorang diri, beneran seorang diri. Ngenes iya, udah biasa juga iya. Dilema. Batin serasa berontak, "ayo keluar! aku nggak mau sendirian!" tapi kayak badan yang, "ah, sudahlah. kamu mau ketemu siapa? hantu?" Kalau pagi atau siang gitu masih bisa keluar ya.. Entah ngajak temen, entah iseng jogging, entah ngapain. Kalau malam, hah ya sudah, apapun yang bisa dilakukan biar nggak gabut sendirian. Makanya kalau malam gitu kadang suka nyetel musik atau murattal biar nggak sepi.
Nah di kasus sekarang, semalem sih alhamdulillah aku sempet ketemu temenku yang udah koas duluan di Wonogiri ini. Aku jadi merasa lebih lega. Alone tapi not alone, wkwk. Mana pelor lagi akunya (read: nempel molor, alias gampang banget tidurnya). Semalem mau ditemenin Mbah yang punya kos kalau misalnya aku nggak berani tidur sendiri. Jadi si Mbah ini bakal tidur di kamar samping sama cucunya. Tapi aku menolak secara halus. Aku bukannya nggak berani, takut setan atau apa, cuma suka cemas kalau kepikiran bakal sendirian. Mending lah kalau ada syaitonnirrojim bisa buat samsak, wkwk, canda. Diajak ngobrol gitu kan, ngapain anda gentayangan mbak/mas? Nggak ding, palingan auto lempar bantal. Hah, ngomongin apaan sih aku? Oke, skip.
Buat kalian yang kebetulan punya ketakutan yang tidak masuk akal tapi manusiawi seperti aku, don't worry, you are not alone. Lakukan aktivitas yang bisa membuat pikiran kalian teralihkan, misalnya membaca buku, nonton drakor, main game, dsb. Enjoy yourself. Being alone isn't so bad. (Disclaimer: proceed with cautious!) Selama dunia ini belum dijajah robot dan monster, don't worry, we are not alone in this planet.
Sunday, December 13, 2020
Rainbow Story: Fantasy MMORPG (Game)
Lalu untuk hal yang Author rasa kurang di game ini adalah ada beberapa terjemahan bahasa yang menurut Author cukup menyebalkan untuk dibaca. Bahkan, sebelum update, ada beberapa bahasa yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris secara sempurna. Jadi, bahasanya masih bahasa Thailand gitu, genks! Meskipun ini bukan game yang butuh data besar yang lagi hits, tapi jadi terkesan kalau developernya itu mengerjakan pekerjaannya tidak tuntas. Ya, Author tahu sih kalau membuat dan merawat server game seperti ini susah. Tapi setidaknya, sebelum dirilis secara global, pastikan game tersebut siap dimainkan secara global. /Btw, sayangnya Author ga sempat screenshot bagian yang ada bahasa Thailand-nya. Dah keburu update =w=
Kemudian, bisa dipastikan juga sih, genks, kalau game ini termasuk kriteria game pay-to-win. Kalian pasti tahulah ya kalau game ini memiliki sistem ranking, baik antar player maupun antar clan yang ada di game. Kalian mungkin tetap bisa menduduki salah satu posisi atas dengan tetap menjadi player gratisan, tapi entah itu butuh waktu berapa lama untuk grinding dan mengumpulkan resources. Itupun kalau kalian nggak bosen duluan kan main game ini. Cara cepat menduduki posisi atas di game ini ya satu, yaitu: "jadilah sultan di game ini." hahaha =w=) *pletak
- RS333 – Code Gift > Exclusive items, freebies, coins, pearls, materials and also stones
- RS666 – Code Gift > Exclusive items, freebies, coins, pearls, materials and also stones
- RS777 – Code Gift > Exclusive items, freebies, coins, pearls, materials and also stones
- RS888 – Code Gift > Exclusive items, freebies, coins, pearls, materials and also stones
- RS33333– Code Gift > Exclusive items, freebies, coins, pearls, materials and also stones
- RS66666 – Code Gift > Exclusive items, freebies, coins, pearls, materials and also stones
- 35RYUP2128 – (expired) Code Gift > Exclusive items, freebies, coins, pearls, materials and also stones
- FBSHARE – (expired) Code Gift > Exclusive items, freebies, coins, pearls, materials and also stones
Friday, December 11, 2020
Sky: Children of the Light (Game)
Hello, Gamers! Gimana kabar kalian? Udah main game apa aja nih di tahun 2020 ini? Pasti ada banyak game seru yang udah sering kalian mainin,
Buat kalian pecinta RPG model Exploration, pasti kalian udah nggak asing lagi dengan game satu ini. Yaps, benar sekali. Game ini berjudul "Sky: Children of the light." Salah satu game mobile phone yang bisa kalian download di application store.
Game keluaran perusahaan thatgamecompany tahun 2019 ini cukup menarik perhatian lantaran grafik permainannya yang unik, simpel, aesthetic, serta cara bermain game yang tergolong mudah. Tidak seperti game RPG lainnya yang mengharuskan kita bertarung dan mengalahkan player lain, game ini justru mengajak kita untuk melakukan eksplorasi mendalam di dalam suatu map dan berinteraksi dengan player lain untuk bersama-sama menyelesaikan misi. Karena game ini bukan game pertarungan, seperti yang kalian sudah tebak, misi dari game ini adalah mengumpulkan kepingan puzzle yang mana itu adalah jiwa-jiwa dari bintang yang tersesat. Sambil mengumpulkan kepingan jiwa tersebut, kita akan disuguhi kilas balik memori dari bintang tersebut.
Stabilitas Sendi (Joint Stability)
Sendi
Secara Umum
Sendi
merupakan penggabungan baik antara tulang keras dengan tulang keras, tulang
keras dengan kartilago (tulang rawan), maupun rongga di tulang dengan gigi.
Sendi berdasarkan struktur dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) Adanya ronggga
dalam sendi yang bernama cavitas
synovialis yang di dalamnya berisi cairan synovial. 2) Sendi yang tidak memiliki ronga synovial. Kedua pembagian struktur tersebut kemudian dispesifikkan lagi
menjadi beberapa jenis penyusun struktur (Tortoran & Dericksn, 2012).
Berdasarkan
strukturnya penyusun, sendi dibedakan menjadi tiga : 1) Sendi Fibrosa, sendi
yang tidak memiliki rongga synovial
dan melekatkan antara dua tulang keras ireguler. Sendi ini tidak menghasilkan
gerakan atau yang dikenal dengan istilah synarthrosis. Contoh umumnya tulang cranium (kepala). 2) Sendi Kartilago,
sedikit berbeda dengan fibrosa, sendi kartilago menghubungkan dua tulang keras
dengan kartilago. Sendi kartilago tidak memiliki rongga synovial, akan tetapi sendi ini masih dapat bergerak walaupun
gerakannya tidak signifikan. Adanya sedikit gerakan atau gerakan yang tidak
signifikan ini disebut amphiarthrosis,
contoh : symphisis pubis. 3) Sendi synovial, merupakan sendi yang diantara
tulang penyusunnya terbentuk rongga dan menghasilkan gerakan khusus secara
bebas. Kemampuan menggerakkan sendi untuk bergerak bebas dikenal dengan istilah
diarthrosis, aplikasi dari sendi ini
mayoritas terdapat di daerah extremitas tubuh. Contoh : sendi engsel di siku,
sendi peluru di bahu, dan lainnya. (Tortora & Derickson, 2012).
Diantara
ketiga jenis sendi tersebut, hanya sendi synovial
yang dapat menghasilkan gerakan secara bebas. Macam gerakan yang dapat
dihasilkan antara lain : pergeseran, pergerakan sudut, rotasi, dan gerakan
khusus yang hanya terjadi pada sendi tertentu. Pergeseran (Gliding) adalah gerakan sederhana yang
hanya menggeser dari depan ke belakang atau dari samping ke samping tanpa ada
perubahan sudut secara signifikan, contohnya sendi yang ada di intercarpal
(telapak tangan) dan intertarsal (telapak kaki). Pergerakan sudut (Angular Movements), seperti namanya,
gerakan sendi yang termasuk ke dalam golongan ini dapat melakukan perubahan
sudut baik dalam penambahan jumlah maupun bertambah. Sendi ini dapat diklasifikasikan
lagi menjadi flexi-ekstensi (menekuk-meluruskan), fleksi lateral-hiperekstensi
(menekuk ke bidang lateral-ekstensi berlebih), abduksi-adduksi
(menjauhkan-mendekatkan ke area medial), dan circumduction (melakukan putaran penuh). Gerakan Khusus (Special Movements) merupakan gerakan
yang hanya terjadi di bagian tubuh tertentu dan tidak ada duanya. Gerakan ini
melibatkan elevasi-depresi (menaikkan dan menurunkan), protraksi-retraksi
(memajukan dan memundurkan), inversi-eversi (memiringkan sedikit ke arah dalam
dan luar, para peneliti beranggapan bahwa gerakan ini merupakan bentuk gerakan
pronasi-supinasi versi kaki), dorsifleksi-plantar fleksi (menekuk ke arah
dorsal/badan dan menekuk ke arah plantar/bawah/punggung kaki), pronasi-supinasi
(membalikkan telapak tangan ke belakang/punggung tangan dan ke depan/telapak
tangan), dan oposisi (gerakan ibu jari menyentuh jari lain yang berseberangan
dalam satu telapak tangan, biasa digunakan dalam pemeriksaan ROM). Yang terakhir
adalah Rotasi, gerak rotasi ini hampir sama dengan circumduction namun yang membedakan hanyalah sumbunya. Gerakan circumduction dapat memutar secara
penuh, sedangkan rotasi hanya terbatas yang biasanya hanya sampai 180o
maksimal (Tortora & Derickson, 2012).
Stabilitas
Sendi
Stabilitas
sendi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu untuk bisa
bergerak dengan normal tanpa hambatan. Ketidakstabilan sendi sering terjadi di
kalangan atlet baik laki-laki maupun perempuan. Umumnya orang yang mengalami
ketidakstabilan sendi pada akhirnya akan menempuh jalan pengobatan berupa
operasi. Khusus kasus ketidakstabilan sendi yang dialami oleh para atlet tidak
bisa disamakan dengan penderita non-atlet. Berbeda dengan penderita non-atlet
yang memilih operasi untuk memulihkan fungsi persendian mereka, para atlet
melakukan operasi tidak hanya untuk memulihkan persendian namun juga upaya
bagaimana mereka dapat melakukan aktivitas olahraga kembali (Blonna et al, 2014).
Cedera
Sendi
Ketidakstabilan sendi dapat memicu berbagai hal salah
satunya cedera sendi. Cedera dapat terjadi di persendian yang ada di bagian
extremitas tubuh atas maupun bawah. Pada bagian extremitas bawah, khususnya di
bagian lutut dan pergelangan kaki rentan terjadi pada atlet pada bidang
olahraga yang memerlukan ketangkasan, sedangkan di extremitas atas cedera yang
sering terjadi adalah dislokasi. Hal ini disebabkan oleh sendi yang dipaksa
untuk menahan berat tubuh secara dinamis serta gerakan cepat yang dilakukan terus-menerus
seperti ketika melompat dan berhenti mendadak untuk menjaga kestabilan sendi. Ketidakstabilan
atau instability yang terjadi antara
atlet dan non-atlet pun tidak bisa disamakan sebab aktivitas sendi yang
dijalankan atlet lebih berat dibanding kebanyakan orang pada umumnya (Labriola et al, 2005; Wilkstorm et al, 2006; Blonna et al, 2014).
Cedera
Pada Extremitas Atas
Cedera sendi yang umumnya terjadi pada extremitas atas,
tepatnya di articulatio humerale
adalah dislokasi. Hal tersebut ditimbulkan oleh kesalahan gerakan yang
dilakukan oleh otot sehingga menimbulkan gerak berlebih yang tidak dapat
ditahan oleh sendi. Contoh gerak berlebih yang menimbulkan dislokasi, yaitu
ketika otot-otot pada rotator cuff dipaksa
melakukan internal rotation berlebih
sehingga menyebabkan caput humeri (tonjolan
besar di ujung diibaratkan sebagai kepala di os. Humerus) lepas dari cavitas glenoidalis (rongga tempat
melekatnya). Open surgery atau
operasi terbuka merupakan salah satu solusi yang disarankan mayoritas peneliti
untuk mengatasi kondisi ini, akan tetapi harus memenuhi beberapa syarat. Syarat
melakukan open surgery pada seseorang
yang mengalami dislokasi antara lain: terjadi 25% kerusakan pada os. Glenoid, terjadi lesi/kerusakan 30% caput humeri, lesi hill-sachs
(pengikisan caput humeri akibat dislokasi)
(Labriola et al, 2005; Baudi et al, 2013; Arrigoni et al, 2014).
Cedera
Pada Extremitas Bawah
Patellofemoral
joint atau biasa disebut articulatio
genu merupakan sendi yang rawan mengalami cedera. Kestabilan articulatio genu dijaga oleh berbagai
interaksi kompleks antara jaringan lunak dengan struktur tulang. Struktur
tulang memiliki peran lebih besar dibanding jaringan lunak, karena pada
struktur tulang ini melekat otot-otot yang berfungsi menghasilkan gerakan kaki.
Otot-otot tersebut antara lain, quadriceps
muscles yang tersusun dari rectus
femoris, vastus medialis, vastus lateralis, dan vastus intermedialis; retinaculae yang berfungsi menjaga kestabilan
secara pasif; dan permukaan sendi itu sendiri yang menjaga kestabilan secara
statis. Ketiga komponen tersebut bersinergi dengan baik sehingga terbentuklah
kestabilan sendi, akan tetapi dapat terjadi gangguan pada persendian tersebut
akibat adanya trauma atau penyakit patologis yang memicu ketidakstabilan sendi
(Senavongse & Amis, 2005; Wilkstorm et
al, 2006).
Sendi yang mengalami cedera tidak hanya diakibatkan oleh
dislokasi, tetapi juga rusaknya ligament yang terdapat pada sendi tersebut.
Pada articulatio genu, ligament yang
paling sering mengalami cedera yaitu, posterior
cruciate ligament (PCL) dan anterior
cruciate ligament (ACL). Kerusakan ligamen ini umumnya terjadi pada atlet
sepak bola (Derouin & Potvin, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Arrigoni, P., Ragone, V.,
D’Ambrosi, R., Denard, P., Randelli, F., Banfi, G., Cabitza, P.,
Randelli,
P. Improving The Accuracy Of The Preoperative Daiagnosis Of Long Head
Of
The Biceps Pathology: The Biceps Resisted Flexion Test. Journal of Joints. 2014.
2(2)
: 54-58.
Baudi, P., Campochiaro, G.,
Rebuzzi, M., Matino, G., Catani, F. Assesment Of Bone Defects
in
Anterior Shoulder Instability. Journal of
Joints. 2013. 1(1) : 40-48.
Blonna, D., Bellato, E., Caranzano,
F., Bonazia, D.E., Marmotti, A., Rossi, R., Castoldi, F.
Validity
and Reliability Of The Sport Score For Shoulder Instability. Journal of
Joints.
2014. 2(2) : 59-65.
Derouin, A.J., Potvin, J.R. Muscle
Contribution To Knee Joint Stability : Effect On ACL
Injury And Knee Brace Use. Journal of Medicine and Science in Sport and
Exercise.
2007.
39(5):52.
Fossati, C., Arrigoni, P., Ragone,
V., Spennachio, P., Banfi, G., Randelli, F., Randelli, P.
How
do Massive Immobile Rotator Cuff Tears Behave After Arthroscopic Interval
Slides?
Comparison with Mbile Tears. Journal of
Joints. 2014. 2(2) : 66-70.
Labriola, J.E., Lee, T.Q., Debski,
R.E., McMahon, P.J. Stability and Instability on
Glenohumeral
Joint : The Role of Shoulder Muscles. Journal
of Shoulder and Elbow
Surgery.
2005. 14(1) (Supplement 1): 32-38.
Ortiz, A., Olson, S.L., Etnyre, B.,
Trudelle-Jackson, E.E., Bartlett, W., Venegas-Rios, H.L.
Fatigue
Effect on Knee Joint Stability During Two Jumps Task In Women. Journal
of
Strength and Conditioning Research. 2010. 24(4): 1019-1027.
Panni, .S., Cerciello, S., Vasso,
M. Patellofemoral Instability: Surgical Treatment of Soft
Tissues.
Journal of Joints. 2013. 1(1): 34-9.
Senavongse, W., Amis, A.A. The
Effect of Articular, Retinacular, or Muscular Defficiencies
on
Patellofemoral Joint Stability : BIOMECHANICAL IN VITRO. Jurnal of Bone
and
Joint Surgery British Volume. 2005. 87(4):577-582.
Tortora, G.J., Derickson, B. Principles of Anatomy and Physiology. 13th
ed. Philadelphia :
Wiley. 2012.
Wilkstorm, E.A., Tillman, M.D.,
Chmielewski, T.L., Borsa, P.A. Measurement and
Evaluation
of Dynamic Joint Stability of The Knee and Ankle After Injury. Journal
of
Sport Med. 2006. 36(5): 393-410.
Tuesday, May 26, 2020
Tuesday, March 17, 2020
Dokter Muslim Rahmatan Lil'alamin
Popular Posts
-
Fran Bow ~ The brave little girl with extraordinary curiosity and troubled mind ~ [gadis kecil pemberani dengan keingintahuan tinggi da...
-
Dream House It's about how a warm family in a beautiful dream house supposed to be (source picture : wikipedia)
-
Hello, Gamers! Gimana kabar kalian? Udah main game apa aja nih di tahun 2020 ini? Pasti ada banyak game seru yang udah sering kalian main...